Blog Archive

Sabtu, 08 Januari 2011

Menikmati “Double Guitar” Power Metal

Power Metal Lama vakum dan setelah 6 tahun sibuk dengan kegiatan masing-masing, grup musik era 80-90an Power Metal kembali berkumpul. Desember 2010 lalu, mereka merelease album anyar bertajuk Power Metal IX.
Ada yang berubah dalam album ini. Arul Efansyah memang masih tak tergantikan untuk mengisi vokal, meski sempat tak aktif beberapa lama dan digantikan vokalis lainnya ketika grup ini vakum. 3 pemain baru, mengisi 3 punggawa lama yang absen pada album ini. Mereka adalah Sababa (bass), Ekko Dinaya (drum) dan Sastro Adi (keyboard). Khusus Eko Dinaya, sudah ikut andil di album sebelumnya di tahun 2004, KebesaranMu.
Yang unik, adalah 2 gitaris andal yang sempat keluar masuk Power Metal, kini bergabung, saling mengisi dan memberi warna baru. Keduanya adalah Ipunk dan Lucky Setyo. Bersama mereka berdua berpadu memainkandouble guitar.

Baru kali inilah, Power Metal memainkan 2 gitar. Ipunk, adalah gitaris yang mengharubiru dunia musik rock tanah air di era akhir 80an dan 90an. Ia berperan penting dalam kelahiran album pertama Power Metal - Power One. Dari album ini, banyak lagu yang akhirnya tersimpan apik di memori penggemarnya. Sebut saja lagu berjudul Angkara, Satu Jiwa, Cita yang Tersita, Bayangan Dirimu hingga Pengakuan yang religius itu.
Ipunk sempat keluar dari Power Metal dan bergabung dengan Andromedha, band asal Surabaya yang saat itu, juga memberi warna peta musik rock negeri ini. Lain lagi dengan Lucky Setyo. Sebelum bergabung dengan Power Metal di awal 1993an, ia memegang gitar di grup Andomedha.
Singkatnya, Ipunk dan Lucky, saat itu – entah disengaja atau tidak – bertukar tempat. Sayatan gitar Lucky, tertoreh di sejumlah lagu yang cukup membekas di hati fans fanatik Power Metal. Lagu Sirna, Memori Jingga, Timur Tragedi, Egosentris, Bidadari hingga Sungguh adalah sebagian buah keterampilan Lucky memainkan melodi gitar.
Nah, di album anyar ini, mereka berdua bergabung, bahu membahu untuk memuaskan dahaga penggemarnya yang sudah lama menunggu kiprah mereka kembali.
“Sang Waktu dan Keyakinanku”
Mengusung 10 tembang gres, hanya satu lagu yang repackage. Lagu Satu Jiwa yang memiliki speed yang cepat, diolah kembali dengan sound dan irama yang agak berbeda. Coba simak permainan gitar Ipunk dan Lucky yang saling mengisi dalam lagu ini. Lagu yang berada pada side B empat ini, terasa lebih gahar. Speedlagu tetap saja tak berubah dari bentuk aslinya. Warna suara Arul juga tak berubah, meski usianya sudah diatas 45 tahun. Memang, power suara agak berkurang, tapi itu tak mengurangi roh lagu ini.
“Ada 2 lagu yang jadi andalan di album ini”, ucap Arul di suatu malam di akhir Desember 2010 lalu, saat kami bertemu di bilangan Kalibata. Sang Waktu dan Keyakinanku.
Sang Waktu, menjadi penggebrak di album ini. Di posisi pertama, lagu Sang Waktu, sangat khas berbau Power Metal. Inilah warna asli Power Metal yang lama tak terdengar. Ada sedikit warna Metallica di sana. Ditambah irama yang kencang. Raungan sound gitar yang galak dari Ipunk dan Lucky, bergantian menghias di sepanjang lagu. Lengkinan suara Arul juga dahsyat. Asyik pokoknya…
Lain lagi dengan lagu Keyakinanku, lagu andalan kedua, dimulai dari suara keyboard Sastro. Terasa manis dan syahdu. Tak kalah dengan Raymond Ariasz – pendahulunya, Sastro juga piawai memainkan jemarinya, tuts demi tuts. Memilih jenis suara instrumen hingga menyusun melodi yang manis.
Festival Rock
Grup Power Metal berangkat dari ajang Festival Rock se Indonesia yang digelar Log Zhelebour di era tahun 80-90an. Kompetisi tahunan yang rutin digelar ini, kala itu, memang secara tidak langsung mendongkrak musik rock berkibar di blantika musik tanah air. Banyak daerah di Indonesia mengirimkan wakilnya untuk berlaga.
Final Festival tak hanya didominasi kelompok musik dari Pulau Jawa. Puluhan grup band menjadi finalis, mengalahkan ratusan grup band lainnya untuk menjadi yang terbaik. Tercatat nama-nama Elpamas dari Malang, Valhalla dan New Chordex’s dari Medan, Three Brothers asal Bengkulu, Saltis dari Madura, Rudal dan Sahara dari Bandung, Big Boys dari Banjarmasin, Andromedha, Kamikaze dan Phytagoras dari Surabaya, CB Band dari Kediri, Kaisar dari Solo, Partha Putri dan Casanova dari Yogyakarta serta Whizz Kid dan Roxx dari Jakarta. Selanjutnya, musik keras ini juga memunculkan nama-nama baru seperti Surabaya Rock Band, kakak beradik Adi Metal Band juga dari Surabaya serta Rolland Band Yogyakarta. Sebagian dari mereka kemudian eksis dan membuat album rekaman.
Setelah jadi finalis, Power Metal menjuarai ajang bergengsi pada Festival Rock se Indonesia ke V, di tahun 1990. Saat itu, Power Metal mengusung lagu Malapetaka dengan Pungki Diaz sebagai vokalis. Tak berapa lama, Arul yang kala itu, juga tampil jadi finalis dengan grupnya Big Boys dari Banjarmasin, bergabung dan masuk ke Power Metal menggantikan Pungki yang pindah ke Andromedha.
Arul Efansyah – vokal, Ipunk – gitar, Prass Haddy – bass, Raymond Ariasz – keyboard dan Muggix Adam – drum. Merekalah formasi pertama ketika membuat album perdana, Power One. Nyaris semua lagu di album ini menjadi popular. Angkara, Satu Jiwa, Malapetaka, Cita yang Tersita, Bayangan Dirimu dan Pengakuan, semua teringat benar di benak para penggemarnya.
Album berikutnya, berturut-turut keluar satu persatu. Serigala, Power Demons, Power Works, Power Mission. Ipunk kemudian memutuskan keluar, dan diganti Lucky Setyo. Masih produktif, mereka terus menggulirkan album demi album. Sempat pula mereka membikin album History of Power Metal dan 18 Greatest Hits di sekitar tahun 1995 hingga album terakhir KebesaranMu pada tahun 2004.
Seperti dinamika grup-grup musik di seluruh dunia, kesibukan masing-masing personil dan tuntutan menghidupi ekonomi keluargalah, yang akhirnya membatasi mereka untuk selalu berkomunikasi. Pertemuan antarpersonil, pun menjadi sebuah harta yang tak ternilai. Dampaknya, produktivitas Power Metal juga kian surut. Kondisi itu kian diperparah dengan berubahnya selera musik tanah air. Musik rock yang dulu meraja, kian terkikis dengan hadirnya musik pop kreatif, ska bahkan dangdut.
Raymond Ariasz, Muggix Adam, Prass Haddy (kemudian digantikan Fredi Rossi dan Endro Endrawan), akhirnya mundur satu persatu. Bulan lalu, kawan di Magelang memberiahu, kalau Muggix Adam kini bermukim di kota Magelang, Jawa Tengah bersama keluarganya. Sedangkan “Raymond Ariasz masih di Surabaya”, ujar Arul.
Dan baru Desember 2010 lalu, Power Metal berani melempar albumnya yang ke sembilan. Album baru tersebut ternyata memang benar-benar ditunggu penggemarnya. Sejak dilempar ke pasaran awal Desember, hingga akhir tahun sudah terjual dua ribuan kaset. “Padahal album ini belum dibantu video klip, karena baru saja kelar syuting”, tambah Arul.
Di tahun 2011 ini, sejumlah aksi bakal dilakukan Power Metal. Selain tur di beberapa kota untuk promosi album dan pembuatan video klip album baru, Power Metal juga bakal menggelontorkan mini album. Rencananya, mini album tersebut akan dilempar dalam triwulan pertama tahun ini. Berikutnya, Power Metal akan kembali masuk dapur rekaman membuat album berikutnya. “Kami akan berduet dengan salah satu penyanyi rock wanita yang dulu pernah merajai negeri ini”, kata Arul, tanpa memberitahu siapa penyanyi yang dimaksud. Bisa jadi itu Nicky Astria, Mel Shandy, Hesty Brizha atau Ita Purnamasari? Entahlah….kita tunggu saja. Salam tiga jari.

0 komentar: