Blog Archive

Senin, 10 Januari 2011

Benarkah wanita lebih banyak berbohong daripada pria?


Pada umumnya orang mengira kalau wanita lebih banyak melakukan kebohongan daripada laki-laki. Sering dikatakan kalau ibu-ibu jauh lebih banyak berbohong ketimbang bapak-bapak. Di mana-mana pada saat bertemu teman, dalam forum arisan, kondangan, atau apapun, wanita selalu menebar kebohongan. Begitu mitos yang beredar. Banyak orang mengakuinya. Jadi, anggapan bahwa ciri laki-laki adalah pembohong sebenarnya tidak sejalan dengan dugaan bahwa wanita lebih banyak melakukan kebohongan. Tapi benarkah kalau wanita lebih banyak berbohong?

Tingkat keseringan berbohong harus diukur tidak hanya dari jumlah kebohongan yang dilakukan, tapi juga dari jumlah interaksi yang memungkinkan terjadi kebohongan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa dari sisi jumlah, wanita memang lebih banyak melakukan kebohongan daripada pria. Namun harus dicatat bahwasanya wanita juga melakukan interaksi yang memungkinkan kebohongan lebih banyak. Gampangnya, jika pria berbohong 5 kali sebulan dan wanita 10 kali sebulan, tidak bisa serta-merta mengatakan wanita lebih pembohong jika interaksi yang dilakukan wanita 2 kali lipat dibandingkan pria.

Keduanya harus dilihat sama sering melakukan kebohongan. Jika misalnya dalam sehari pria hanya melakukan 2 interaksi tapi berbohong 6 kali, sedangkan wanita melakukan 5 interaksi dalam sehari dan berbohong 10 kali, maka tentu saja pria lebih sering berbohong daripada wanita. Karena dalam 1 interaksi, pria berbohong 3 kali sedangkan wanita berbohong hanya 2 kali setiap interaksi.

Seperti kita ketahui, wanita melakukan hubungan sosial dengan orang lain secara lebih akrab ketimbang yang dilakukan pria. Mereka juga membuka diri lebih banyak dan memberikan dukungan sosial, terutama dukungan emosional lebih banyak pada orang lain. Lihat saja, bagaimana akrabnya relasi yang dijalin dalam pertemanan sesama perempuan. Arisan pun bisa menjelma ajang persaudaraan. Jika ada seseorang yang menderita kesusahan, dukungan emosional lebih banyak datang dari kaum wanita daripada kaum pria. Siapa yang menghibur seorang yang ditinggal mati pasangan hidupnya? Lebih banyak wanita melakukannya.

Pada umumnya diakui bahwasanya wanita lebih hangat bahasa tubuhnya. Mereka tersenyum lebih banyak, lebih memperhatikan pendengarnya ketika berbicara, mendekati orang lain lebih dekat dan melakukan sentuhan pada orang lain lebih banyak. Lihat saja, pada saat bertemu temannya, mereka biasanya langsung mengambil posisi dimana tubuh bersentuhan, sementara pria malah berusaha menghindari persentuhan fisik. Biasa bukan jika antar sahabat wanita saat bertemu saling mencium atau menyentuhkan pipi. Pernahkah itu dilakukan kaum pria? Sangat jarang kaum pria melakukannya.

Kenyataan diatas dimungkinkan menyebabkan kaum wanita berbohong lebih banyak pada jenis-jenis kebohongan yang berorientasi orang lain daripada yang berorientasi diri sendiri. Banyak kebohongan dilakukan kaum wanita untuk menunjukkan dukungan sosial kepada orang lain dan untuk menjaga perasaan orang lain.

Pada saat terjadi interaksi yang hanya melibatkan wanita, kebanyakan kebohongan yang dibuat adalah kebohongan mengenai orang lain di luar diri si pembohong maupun yang dibohongi. Jadi ada pihak ketiga yang dijadikan sumber kebohongan. Bergosip adalah kata yang tepat ini. Menggosipkan tetangga, menggosipkan artis sampai menggosipkan guru di sekolah anaknya.

Apakah wanita berbohong lebih banyak tetap masih perlu diperdebatkan. Kenyataannya, jumlah waktu yang dihabiskan kaum wanita untuk melakukan interaksi sosial memang lebih banyak dibandingkan pria. Selain itu mereka juga memikirkan orang lain lebih sering dan mengenang orang lain lebih kuat. Oleh karena itu mungkin saja kaum wanita membuat kebohongan lebih banyak.

0 komentar: